Allah subhanahu wata’ala telah berfirman dalam kitabNya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ
شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا
يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan. (At Tahrim : 6)
Manusia adalah makhluk sosial, yang membutuhkan interaksi dengan yang
lainnya. Di tengah kehidupan masyarakatnya, tentunya ia akan menjumpai
berbagai macam tipe manusia. Ada yang baik sifatnya dan ada pula yang
jelek. Jika mendapati teman yang baik, maka dia beruntung. Namun jika
mendapatkan teman yang buruk, maka sungguh merupakan kerugian.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ;
عَنْ أَبِى مُوسَى عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «
إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ
الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ
وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا
طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا
أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً ».
Permisalan teman yang baik dan teman yang jelek seperti pembawa
minyak wangi dan tukang las. Adapun pembawa minyak wangi, mungkin dia
akan memberimu, dan mungkin kamu bisa membeli darinya, dan mungkin kamu
akan mendapati darinya bau yang harum. Adapun tukang las, ada kalanya
dia akan membakar bajumu, dan mungkin juga kamu akan mendapati darinya
bau yang busuk. (HR. Al Bukhari no.5534 dan Muslim no. 6860 dari Abu
Musa)
Teman yang baik tentunya akan membawa kepada kebaikan, sedangkan
teman yang jelek akan membawa kepada kejelekan pula. Sehingga penting
bagi kita untuk memilah dan memilih dalam berteman. Tidak setiap orang
yang kita temui , dapat dijadikan sebagai teman. sebaik-baik teman
adalah yang bisa membawa kita semakin mendekatkan diri kepada Allah
Subhanahu wata’ala.
Dalam kehidupan bersama masyarakat, peranan teman yang baik sangat
dibutuhkan. Terlebih lagi di zaman ini, keburukan sudah tersebar tak
terbendung. Seseorang yang memiliki teman yang baik, akan lebih terjaga
diri dan keluarganya dari virus yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Virus yang dimaksudkan disini adalah hal-hal yang bertentangan dengan
syariat Islam apapun bentuknya. Virus yang merusak hati dan
menjerumuskan kepada berbagai jenis kemungkaran. Dan yang kita saksikan
semakin hari, semakin bertambah virus yang menyebar di tengah-tengah
masyarakat. Mulai dari hal yang kecil seperti tata cara
berpakaian,makan, dan bentuk muamalah lain, saat ini sudah terinfeksi
virus penyimpang syariat. Maka terlebih lagi hal-hal yang lebih besar
dari pada itu.
Virus-virus yang ada di masyarakat sumbernya adalah Iblis la’natullah
‘alaihi. Dia telah bersumpah di hadapan Allah subhanahu wata’ala untuk
menyesatkan anak keturunan Adam ‘alahis salam. Allah Subhanahu wata’ala
berfirman) :
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (83)
Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka
semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka. “(Shad :
82-83)
Dan didalam ayat yang lain Allah subhanahu wata’ala berfirman:
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ
الْمُسْتَقِيمَ (16) ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ
خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ
أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17)
Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya dengan kesesatan,
saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau
yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat) “. (Al A’raf : 16-17)
Shahabat yang mulia Ibnu Abbas, menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan iblis akan mendatangi dari depan yakni dengan menjadikan mereka
ragu terhadap akhiratnya. Adapun yang dimaksud bahwa Iblis akan
mendatangi dari belakang yakni dengan menjadikan mereka senang terhadap
dunia. Dan yang dimaksud dengan mendatangi mereka dari arah kanan yakni
dengan membuat syubhat terhadap agama mereka. Dan yang dimaksud dengan
mendatangi dari arah kiri yakni dengan membuat mereka senang terhadap
kemaksiatan.
Maka dari sini kita mengetahui bahwa Iblis la’natullah ‘alaihi
benar-benar akan berusaha untuk menyesatkan manusia dari berbagai jalan.
Sehingga kita dapati berbagai macam virus menyebar di masyarakat, baik
itu kemaksiatan, kebid’ahan, kesyirikan serta kekufuran. Dan tidak
sedikit pula orang yang sudah terjatuh kedalamnya. Bahkan ada diantara
mereka yang keluar dari agama Islam karena virus tersebut. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
قَالَ « بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا
وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا ».
Bersegeralah kalian untuk beramal, sebelum datang fitnah-fitnah yang
seperti potongan gelapnya malam. (karena dahsyatnya fitnah tersebut)
sehingga di pagi hari seorang itu mukmin, dan di sore harinya sudah
kafir. Dan (adapula) yang di sore hari dia mukmin, lalu di pagi harinya
dia kafir. (hal ini disebabkan) karena dia menjual agamanya dengan
segelintir dari dunia. (HR. Muslim no. 328 dari Abu Hurairah)
Ada diantara manusia yang akalnya telah dirusak oleh virus yang
ditebarkan oleh Iblis la’natullah ‘alahi dan bala tentaranya. Sehingga
kita dapati mereka melakukan hal-hal yang aneh yang tidak masuk akal.
Diantara contohnya adalah ada diantara mereka yang berdoa dan meminta
sesuatu kepada kuburan, pohon, batu atau yang semisalnya. Padahal akal
yang sehat tentunya mengetahui bahwa kuburan, batu, pohon atau yang
semisalnya tidaklah mungkin bisa mengabulkan apa yang mereka minta.
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا
اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا
يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ (14)
Jika kamu (berdoa) menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu;
dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat mengabulkan permintaanmu.
(Fathir :14)
Sebagian manusia yang lain terjangkiti virus pemahaman. Anggapan
bahwa seseorang yang telah bersyahadat La ilaha illallah wa anna
Muhammadan Rasulullah, berarti telah mendapat jaminan masuk surga.
Sehingga tidak perlu melakukan amalan-amalan ibadah, seperti shalat,
puasa, dan yang lainnya. Bahkan ada sebagian mereka yang berani
terang-terangan melakukan kemaksiatan dengan berbagai jenisnya sembari
tetap memiliki harapan yang besar akan surgaNya hanya dengan syahadat
yang telah diucapkannya. Ini jelas merupakan kekeliruan. La ilaha
illallah memang merupakan kunci surga, akan tetapi bukankah setiap kunci
ada geriginya? Maka konsekuensi dari La ilaha illallah adalah
geriginya. Sehingga tidak cukup bagi seorang hanya mengucapkannya saja,
tapi perlu baginya mengamalkan kandungannya.
Dan disana ada pula yang sebaliknya, mereka beranggapan bahwa pelaku
dosa besar (yang dibawah syirik dan kufur) telah batal syahadatnya
(kufur/keluar dari Islam), sehingga berhak untuk diperangi. Sehingga
tidak heran jika mereka melakukan berbagai upaya untuk memerangi kaum
muslimin. Mereka melakukan aksi pengeboman di berbagai tempat, bahkan
ada yang mengebom masjid. Tidak sedikit pula mereka yang merampas harta
kaum muslimin dengan anggapan halal harta mereka untuk diambil. Sungguh
telah rusak akal dan pikiran mereka disebabkan virus yang ditebarkan
oleh Iblis la’natullah ‘alaihi dan bala tentaranya. Kita berlindung
kepada Allah subhanahu wata’ala dari hal yang demikian.
Yang benar dalam hal ini adalah bahwasanya pelaku dosa besar (yang
dibawah syirik dan kufur) tidak dihukumi dengan kekufuran hanya karena
semata-mata dia melakukan dosa besar. Allah subhanahu wata’ala berfirman
:
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا
بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا
الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُقْسِطِينَ (9) إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ
أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (10)
Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang
hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar
perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu
kamu perangi sampai mau kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah
mau, damaikanlah antara keduanya dengan keadilan, dan hendaklah kamu
berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku
adil. Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Al Hujurat :
9-10).
Perhatikanlah, memerangi kaum mukminin termasuk dari dosa besar.
Namun dalam ayat ini Allah Subhanahu wata’ala tidak menghukuminya dengan
kekufuran, bahkan masih menyebutnya sebagai saudara kaum mukminin. Ini
menunjukan bahwa pelaku dosa besar tidak dihukumi dengan kekufuran
dengan sebab dosa besar yang dilakukannya.
Adapun hukum di akhirat nanti, pelaku dosa besar berada dibawah
kehendak Allah Subhanahu wata’ala. Jika Allah subhanahu wata’ala
menghendaki untuk mengampuninya, maka dia akan diampuni dan dimasukan
kedalam surga. Dan jika Allah Subhanahu wata’ala menghendaki untuk
mengadzabnya, maka dia akan dimasukkan kedalam neraka terlebih dahulu,
baru kemudian nantinya dia akan dimasukan kedalam surga.
Di sisi lain, virus yang menyebar di tengah masyarakat justru berupa
hal yang dianggap baik. Sebagai contohnya adalah berjabat tangan dengan
lawan jenis yang bukan mahram. Bagi sebagian orang hal tersebut adalah
suatu kebaikan, bahkan kalau tidak dilakukan justru merupakan hal yang
tercela. Namun hal ini pada hakekatnya merupakan hal yang bertentangan
dengan syariat Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sama
sekali tidak pernah berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan
mahramnya.
Aisyah pernah berkata :
وَاللَّهِ مَا مَسَّتْ يَدُ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَدَ امْرَأَةٍ قَطُّ
Demi Allah, tidaklah pernah tangan Raosulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam menyentuh tangan seorang wanita (yang bukan mahram) (HR. Al
Bukhori no. 5288 dan Muslim no.4941 dari Aisyah)
Contoh virus lain yang dianggap baik adalah mendengarkan musik.
Sebagian orang menganggap bahwa mendengarkan musik hukumnya boleh-boleh
saja bahkan bermanfaat bagi kecerdasan. Sehingga mereka memutar musik di
rumah-rumah mereka, di jalan-jalan, di angkutan umum, bahkan di
masjid-masjid. Bahkan sebagian menjadikannya sebagai sarana dakwah,
sehingga mereka sebut sebagai musik Islami. Oleh karena itu, tidak
sedikit dari kaum muslimin yang gemar mendengarkan musik. Inilah virus
yang telah menyerang hati-hati kaum muslimin. Mereka lebih senang dengan
musik daripada Al Quran. Hari-hari mereka diisi dengan musik, baik
ketika di rumah, di jalan, di kantor, dan di mana saja.
Allah subhanahu wata’ala telah berfirman menjelaskan haramnya musik, sebagaimana dalam firmanNya :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ
سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ
عَذَابٌ مُهِينٌ (6)
Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang
tidak berguna (musik) untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa
pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan
memperoleh azab yang menghinakan. (Luqman:6)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda :
أَبُو عَامِرٍ ، أَوْ أَبُو مَالِكٍ – الأَشْعَرِيُّ وَاللَّهِ مَا
كَذَبَنِي سَمِعَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ لَيَكُونَنَّ مِنْ
أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ
وَالْمَعَازِفَ
akan ada diantara umatku suatu kaum yang mereka menghalalkan
perzinaan, dan sutera, dan khomr, dan juga alat-alat musik. (HR. Al
Bukhari no. 5590 dari Abu ‘Amir atau Abu Malik Al Asy’ary)
Dan disana masih banyak lagi virus yang menyebar ditengah-tengah
masyarakat. Oleh karena itu hendaklah kita senantiasa waspada dan
berhati-hati terhadap virus yang disebarkan oleh Iblis la’natullah
‘alaihi dan bala tentaranya. Allah subhanahu wata’ala berfirman :
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ
وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (112)
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian
mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang
indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Robbmu menghendaki, niscaya
mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang
mereka ada-adakan. (Al An’am :112)
Semakin hari, semakin bertambah pula virus yang menyebar. Bukan hanya
orang dewasa saja yang terkena bahkan anak-anak kecil juga terkena
dampaknya baik disadari maupun tidak. Menyadari bahaya laten ini, sudah
sepantasnya kita selalu membentengi diri kita dan juga keluarga kita
dari berbagai macam virus hati tersebut. Satu-satunya jalan adalah
dengan kembali kepada bimbingan agama yang shahih, yang bersumber dari
Al Quran dan As Sunnah dengan pemahaman salafus shalih.
Mari renungilah firman Allah Subhanahu wata’ala ini :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً
نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ
وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا
يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى
بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا
نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (8)
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan
taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu
akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak
menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya
mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka
mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan
ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (At
Tahrim :8)
Hendaklah kita senantiasa mengoreksi diri-diri kita. Dan kita
bertaubat kepada Allah Subhanahu wata’ala dari kesalahan-kesalahan yang
telah kita lakukan, melindungi kita dari virus-virus kehidupan.
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wata’ala menjadikan kita termasuk
hamba-hambaNya yang diridhaiNya. Wallahu a’lam.
http://www.salafybpp.com/5-artikel-terbaru/201-bunga-rampai-virus-kehidupan.html
Sumber : darussalaf.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar